Allah Subhânahu wa Ta’âlâ memerintahkan Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dalam firman-Nya,
وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا
“Dan bacakanlah apa-apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Rabb-mu
(Al-Qur`an). Tiada (seorang pun) yang dapat mengubah
kalimat-kalimat-Nya. Dan engkau tidak akan dapat menemukan tempat
berlindung selain Dia.” [Al-Kahf: 27]
Juga dalam firman-Nya,
إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ
الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ
أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ. وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآنَ
“Aku hanya diperintah untuk menyembah Rabb negeri
(Makkah) ini Yang telah menjadikan (negeri) itu suci, dan
kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu. Serta, aku diperintah agar aku
tergolong sebagai orang-orang yang berserah diri, dan supaya aku
membacakan Al-Qur`an (kepada manusia).” [An-Naml: 91-92]