Rabu, 24 Oktober 2012

Haid, Haji dan Umrah 2

Thawaf dalam Keadaan Darurat
 
Kita ketahui dari penjelasan yang telah dibawakan dalam edisi yang lalu bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t berpendapat larangan thawaf bagi wanita haid adalah bila ia melakukan thawaf dalam keadaan tidak darurat, sedangkan bila darurat, lain lagi pembicaraannya.
 
Kita lihat jawaban beliau ketika ditanyakan permasalahan berikut, “Seorang wanita yang haid belum melakukan thawaf ifadhah. Ia belum juga suci sampai orang yang berhaji pulang meninggalkan Makkah. Tidak mungkin pula dia tetap tinggal di Makkah menanti sampai ia suci setelah jamaah haji pulang. Apakah dalam keadaan demikian dia boleh melakukan thawaf? Apakah keadaan seperti itu teranggap darurat ataukah tidak? Bila ternyata ia boleh melakukan thawaf, apakah dia wajib membayar dam ataukah tidak? Apakah disunnahkan mandi sebelum thawaf?”

Selasa, 23 Oktober 2012

Haid, Ibadah Haji dan Umrah

Hukum ihram bagi wanita haid, baik ihram untuk haji atau untuk umrah.
 
Al-Imam An-Nawawi menghikayatkan adanya kesepakatan ahlul ilmi tentang sahnya wanita nifas dan haid berihram. Disunnahkan bagi si wanita untuk mandi sebelum ihram, sebagaimana disunnahkan pula bagi selain wanita haid. (Al-Minhaj, 8/372)
Bahkan untuk wanita haid, mandi ini lebih ditekankan karena adanya hadits yang menyebutkannya. (Al-Mughni, Kitabul Hajj, bab Dzikrul Ihram)

Senin, 22 Oktober 2012

Thaharah Merupakan Syarat Sahnya Thawaf?

Fadhilatusy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimakumullah berkata, “Jumhur ulama berpendapat, thaharah merupakan syarat pelaksanaan thawaf, berdasarkan hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhu: الطَّوَافُ بِالْبَيْتِ صَلاَةٌ إِلاَّ أَنَّ اللهَ أَبَاحَ فِيْهِ الْكَلاَمَ
“Thawaf di Baitullah adalah shalat. Hanya saja, Allah membolehkan berbicara dalam thawaf.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t memilih pendapat lain, yaitu thaharah bukanlah syarat, sehingga boleh dan sah bagi orang yang berhadats kecil untuk melakukan thawaf. Beliau berdalil dengan dalil-dalil yang kuat1. Siapa yang melihat dalil-dalil tersebut akan jelas baginya bahwa itu adalah haq (maksudnya, pendapat Ibnu Taimiyah adalah benar, pen.)